Filsafat Abad Pertengahan

Filsafat Abad Pertengahan 

        Jaman Abad Pertengahan.

Periode Abad Pertengahan mempunyai perbedaan yang menyolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.

Agama kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.

Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua :

a.     Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.
b.     Menerima filsafat Yunani dan mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan, maka kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati. Karena itu maka akal dapat dibantu oleh wahyu.


Filsafat pada jaman Abad Pertengahan mengalami dua periode :

a.     Periode Patristik.

Patristik berasal dari kata Latin ‘patres’ yang berarti bapa-bapa Gereja, ialah ahli-ahli agama kristen pada Abad  permulaan agama kristen.
Periode ini mengalami dua tahap :   
                                           
1.       Permulaan agama kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat Yunani, maka agama kristen memantapkan diri. Keluar memperkuat gereja dan ke dalam menetapkan dogma-dogma.
2.       Filsafat Agustinus yang merupakan seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik. Agustinus melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan. 

b.     Periode Skolastik.

Periode skolastik berlangsung dari tahun 800 – 1500 M. Periode ini dibagi menjadi tiga tahap :

1. Periode skolastik awal (abad 9 – 12 ).
Ditandai oleh pembentukan metode-metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang nampak pada permulaan ialah persoalan tentang Universalia.
2. Periode puncak perkembangan skolastik (abad 13).
Ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Puncak perkembangan pada Thomas Aquinas.
3. Periode skolastik akhir (abad 14 – 15 )
Ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang ke arah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal. Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang obyektif. 

Jaman Modern.

Jaman modern dimulai dengan masa renaissance yang berarti kelahiran kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani-Romawi). Pembaharuan terpenting yang kelihatan dalam filsafat renaissance itu ‘antroposentrisme’nya. Pusat perhatian pemikiran itu tidak lagi kosmos, seperti Jaman Kuno, atau Tuhan seperti Abad Pertengahan, melainkan manusia. Mulai jaman modern inilah manusia yang dianggap sebagai titik fokus dari kenyataan.

Latar belakang dan implikasi dari Renaissance itu adalah :

a.     Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasaan spiritual yang mengakibatkan lahirnya cita-cita semangat pembaharuan dan pembebasan.
b.     Berkembangannya jiwa dan semangat individualisme.
c.      Pertentangan (diskusi) antara universalia dan individualia berakhir dengan kemenangan individualia. Akibat-akibat yang timbul (implikasi) :
-         Orang/warga masyarakat tidak lagi menerima dogma/agama yang menggambarkan itu ada ditangan pada diri manusia masing-masing.
-         Pandangan-pandangan yang bercorak substansialistis dan metode pendekatan ilmiah secara deduktif, dikalahkan oleh metode-metode induktif dan empiris untuk menemukan kebenaran-kebenaran individual.
d.     Timbulnya rasa kebanggaan terhadap harta dan derajad manusia. Gejala ini menunjukkan manifestasinya kepada kepercayaan diri bahwa manusia dengan kebebasan, dengan nilai individualis yang optimal dengan kemampuan ilmiahnya. merasa mampu untuk menguasai alam semesta ini.

Jaman Modern ditandai dengan munculnya rasionalisme Rene Descartes (1596 – 1650 ), B. Spinoza (1632 – 1677) dan G. Libniz (1646 – 1716). Mereka menekankan pentingnya rasio atau akal budi manusia.


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar