Dinamika Kelompok : Organisasi Formal dan Informal |
Manusia adalah Makluk sosial
yang hidup berkelompok , bersama-sama ,
saling berhubungan satu sama lain (berkomunikasi) dan Saling mempengaruhi, hidupnya
selalu bergabung dalam satu ruang sosial, tingkah lakunya menjurus pada
kadarreferensi kemanusiaan, mengarah pada aku – lain, yaitu ada dalam kaitan
relasi antar manusia
Setiap individu memang merupakan
satu subyek atau substansi bebas berdiri sendiri, dan diperuntukkan diri
sendiri.
Tetapi à - Selamanya dia tidak pernah bisa lahir terlempar sendiri
di dunia.
-
Tidak bisa tegak berdiri sendiri
Sebab à - Dia adalah bagian dari kelompoknya
- Menjadi “onderdil” dari satu masyarakat.
- Dia menjadi bagian dari beberapa kelompok
sekaligus
- Hidup ditengah lingkungan, ditengah kaum,
suku & bangsanya
- Dia lebih banyak dideterminir (ditentukan)
secara sosial oleh lingkungan.
Jadi à
ada proses determinasi sosial
à Dipengaruhi oleh orang
lain dan oleh lingkungannya, namun sekaligus juga mempengaruhi orang lain dan lingkungannya
sekitarnya.
Kehadiran manusia à
-
Mutlak diperlukan untuk melestarikan hidupnya.
-
Hidup manusia tidak bisa hidup sendirian, tanpa dibantu orang lain.
Jadi à
-
Dalam medan sosial (ruang sosial), individu selalu berkomunikasi.
-
Saling memberikan pengaruhnya kepada individu lain di tengah kelompok.
Sehingga à Kepemimpinan à gejala interaksional
dalam struktur kelompok yang memiliki tujuan-tujuan bersama.
Tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
manusia dikatakan sebagai makluk sosial
adalah : karena manusia tunduk terhadqap aturan, norma sosial, perilaku
manusia, mengharapkan suatu penilaian dari orang lain, manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, potensi manusia akan
berkembang bila hidup ditengah-tengah manusia.
Dinamika Kelompok
Kelompok à - Kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu.
- Kehadiran masing-masing
individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain.
- Dalam situasi saling
mempengaruhi
Kelompok à ada aksi ó reaksi
Kelompok merupakan interaksi dan
ketergantungan seorang dengan anggota-anggota lain.
-
Saling ketergantungan
-
Setiap individu harus bekerjasama dengan orang lain
-
selalu mengingat keberadaan dan kepentingan orang lain
-
Untuk dapat hidup rukun damai bersama-sama.
Perubahan seorang anggota
kelompok
-
Sakit (permanen) menimbulkan perubahan pada struktur kelompok
- Derajat
ketergantungannya dapat mengakibatkan
longgar atau kian kokohnya kesatuan
diantara para anggota kelompok
Longgar atau kompaknya
ketergantungan anggota kelompok ada beberapa faktor-faktor :
1. Besarnya anggota kelompok
2. Tujuan yang hendak dicapai
bersama-sama
3. Bentuk organisasi yang telah
dibangun
4. Intimitas para anggotanya satu
terhadap lainnya
Ciri-ciri manusia didalam
kelompok (medan sosial) :
1. Dinamis, selalu bergerak dan
berubah
“grillig” à - tidak bisa diduga dengan tepat
- beraneka ragam geraknya
- bebas merdeka
2. Mempunyai potensi
- Kesanggupan
- Melakukan bermacam-macam aksi (perbuatan
/ peristiwa)
- Menghayati dan melakukan persepsi
- Mereaksi secara bebas
3. Menanggapi orang lain sebagai
makluk sejenis, sesama hidup dan subyek yang sederajat.
4. Interaksi dan partisipasi
masing-masing anggota kelompok sangat berkaitan dengan,
-
Semakin intens/meningkatnya emosi dan sentimen senang dan puas ; terutama yang
berkaitan dengan pemuasan, harapan, keinginan, kebutuhan-kebutuhan dan
keterampilan teknis, masing-masing individu, dan berkaitan dengan
-
Semakin jelasnya norma-norma kelompok
Sehingga à unsur kekuatan dalam
organisasi atau administrasi adalah : sentimen dan norma-norma kelompok à yang sangat perlu
diperhatikan oleh setiap pemimpin
Fungsi kelompok bagi individu,
dan fungsi pemimpin
Sebagai makluk
sosial yg memiliki perilaku sosial dan hidup dalam satu medan sosial, setiap
individu akan mengarahkan dirinya pada pribadi lain untuk bergabung dan
mengelompokkan diri dengan orang lain.
Individu à
-
Anggota dari kelompoknya
-
Menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari satu masyarakat
-
Hidup ditengah kelompok dan lingkungannya.
-
Individualitas dan sosialitas manusia dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
-
Mempunyai potensi untuk mempengaruhi kelompok.
Tidak Benar bahwa :
Individu à primer
Orang lain (dan Masyarakat) à Skunder
Individu dalam wadah sosial atau
ditengah masyarakat
Individu sebagai anggota satu
kelompok :
- Kelompok keluarga
- Sekolah
- Klup (perkumpulan)
- Suku
Kelompok à
- Satu situasi sosial psikologi khusus
- Tempat berpijaknya individu
- Sangat berarti bagi individu
- Memberikan pengaruh kepada
individu
Pengaruh timbal balik à - Dengan semua anggota
kelompok
- Termasuk
pemimpin kelompok
Individu à
kesatuan psikologis, atau kesatuan jasmani – rohani
Kelompok à
kesatuan ideal (ideologi), psikologis, kesatuan moril, kesatuan tata tertib
Dalam kelompok ditekankan :
-
Kesatuan ideal / ideologi (ciri-ciri, harapan, aspirasi, ambisi)
-
Unsur-unsur psikologis
-
Menghargai nilai-nilai moril atau kebenaran
-
Menghargai unsur tata tertib
Fungsi kelompok bagi individu :
1. Kelompok itu memberikan wadah sosial dan ruang psikologis
kepada individu.
-
Memunculkan “sense of belonging” (merasa menjadi anggota dari suatu kelompok).
-
Untuk berprestasi
-
Bekerjasama dengan orang lain
2. Menjadi kader referensi untuk mengaitkan diri, sehingga
memunculkan loyalitas, kesetia kawanan dan esprit de corps.
3. Memberikan rasa aman.
-
Orang merasa betah dan kerasan didalamnya
-
Untuk bergantian bisa memimpin dan dipimpin pada saat-saat yang tepat.
4. Memberikan status sosial kepada individu
-
Ia merasa dihargai
-
Diakui keberadaannya
-
Diterima
-
Merasa mendapat posisi sosial dan penghargaan dari lingkungannya
5. Memberikan ide-ide, cita-cita, tujuan-tujuan tertentu dan
asas-asas perjuangan bagi hidupnya.
6. Kelompok dijadikan “alar” atau wahana untuk mencapai
cita-cita hidupnya dan untuk membangun bersama-sama.
7. Di dalam kelompok, individu merasa menjadi satu bagian
dari kelompok tersebut.
Individu
menjadi bagian dari bermacam-macam kelompok sosial (keluarga, masyarakat
desa/kota, himpunan mahasiswa, klub dan lain-lain).
Fungsi pemimpin dalam kelompok
- Kekuatan saling pengaruh mempengaruhi diantara
semua anggota kelompok dan pemimpinnya.
- Timbul dinamika
kelompok dalam wujud bermacam-macam
usaha dan tingkah laku.
- Dalam kekomplekan tingkah laku diperlukan
pemimpin dan kepemimpinan
Tugas seorang pemimpin dalam
kelompok ialah :
1. Memelihara struktur
kelompok , menjamin interaksi yang
lancar, memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.
2. Mensinkronkan ideologi, ide,
pikiran dan ambisi anggota-anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin.
3. Memberikan rasa aman dan
status yang jelas kepada setiap anggota sehingga mereka bersedia memberikan
partisipasi penuh.
4. Memanfaatkan dan mengoptimalkan
kemampuan , bakat dan produktifitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan
berprestasi.
5. Menegakkan peraturan ,
larangan , disiplin dan norma – norma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok
, meminimalisir konflik dan perbedaan-perbedaan.
6. Merumuskan nilai – nilai
kelompok dan tujuan-tujuan kelompok , sambil menentukan sarana dan cara-cara
operasional guna mencapainya.
7. Mampu memenuhi harapan ,
keinginan dan kebutuhan para anggotanya ,sehingga mereka merasa puas.
- membantu adaptasi mereka terhadap
tuntutan – tuntutan eksternal di tengah masyarakat dan memecahkan
kesulitan-kesulitan hidup anggota kelompok setiap harinya.
Kelompok :
à
1). Kesatuan psikologis atau kesatuan mental.
Yang diutamakan bukannya kehadiran
individu secara badaniah ,tetapi interaksi mereka secara jiwani, proses saling
mempengaruhi dan kondisi saling ketergantungannya secara psikis atau mental.
à
2). Kesatuan nasabah atau kesatuan relasi.
Orang lebih menekankan nasabah,
nisbah atau relasi dari semua anggotanya , sehingga kelompok berwujud satu
totalitas atau Gestalt.
à
3). Kesatuan Orde.
Menekankan masalah orde (
aturan,tatanan,ketertiban) di dalam kaitan relasional para anggotanya , dimana
satu totalitas dari kelompok itu lebih dari pada penjumlahan bagian-bagian dari
anggota-anggotanya -àDinamika
kelompok.
Kepribadian Kelompok:
A - Sebagai struktur
psikologis yang dinamis
- Yang senantiasa aktif berbuat dan berubah
- Kelompok selaku satu kesatuan menanggapi situasi,
menilainya, menentukan sikap dan tindakan yang relatif sama dan melakukan dengan
cara-cara yang khas.
B - Adalah penampilan khas suatu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama
- Semakin intim antar relasi para
anggotanya, kelompok tersebut akan makin jelas menonjol ciri-ciri khas
kepribadian dan jiwa kelompok.
Faktor-faktor yang menentukan
tipe kepribadian kelompok:
1. Ideologi kelompok à
keseluruhan paham dan ide yang dijadikan pedoman bagi :
- Cara berfikir
- Merasa
- Berkehendak dan bertingkah laku
- Inklusif pemimpinnya.
2. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai bersama
- Interest atau kepentingan tertentu
yang mendorong kegiatan setiap anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
3. Agama dan keyakinan
- Sumber dari norma – norma dan nilai-nilai
yang dianut oleh setiap anggota kelompok
Muncul: -à
institusi atau kelembagaan yang menentukan kondisi kehidupan psikis dan tata
laku kelompok dan individu – individu tadi
4. Tokoh-tokoh penting dan
pribadi-pribadi yang kuat ( misal pemimpin,para pendiri kelompok )
- Menjiwai semangat kelompok dan
menguasainya
- Figur dominan ( gembong-gembong
organisasi )
- Pribadi pemimpin yan memiliki bakat dan
watak
kuat dapat mewarnai iklim psikis kelompok
5. Kebudayaan ( nilai-nilai
spiritual, benda-benda budaya hasil karya manusia ) membentuk kepribadian
kelompok.
ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Organisasi Formal :
-
Organisasi yang ada di atas kertas, dengan relasi-relasi logis
berdasarkan peraturan, konvensi dan kebijakan dari organisasi , dengan
pembagian tugas pekerjaan dan hirarki kerja
- Kelompok sekunder, merupakan bentuk hirarki
resmi seperti telah ditentukan di atas kertas.-à
menjadi kewajiban kewajiban para pemimpin untuk memahami bagaimana fungsi dan
beroperasinya organisasi formal dalam kenyataan dan prakteknya.
-
Dalam wujud perusahaan ,pabrik, jawatan, devisi, ketentaraan diatur
menurut hirarki kekuasaan dalam bentuk piramid dengan pemimpin, komandan atau
direktur utama duduk di puncak dan para pegawai, pekerja kasar dan bawahan di
eselon dasar. Selanjutnya manajer senior dan yunior ,tenaga staf dan
administrasi serta supervisior menduduki posisi tingkat menengah.
Ciri-ciri khas organisasi formal
:
1. Bersifat impersonal dan
obyektif
2. Kedudukan setiap individu
berdasarkan fungsi masing-masing di dalam satu sistem hirarki , dengan tugas
pekerjaan masing-masing.
3. ada relasi formal berlandaskan
alasan-alasan idiil dan konvensi yang “zakelijk” dan /atau status resmi dalam
organisasi.
4. suasana kerja dan komunikasi
berlandaskan pada kompetisi/persaingan dan efisiensi.
Pada organisasi formal:
- Orang melakukan usaha kooperatif mencapai tujuan/sasaran bersama
- Dibantu macam-macam sumber dan sarana sehingga berlangsunglah satu
kerjasama, disertai :
- Kegiatan memimpin – dipimpin
- Ketertiban
- Pengaturan atau regulasi
- Pembagian tugas pekerjaan
- Tata kerja yang teratur
Usaha mengatur
dan mengurus semua sumber materiil dan sumber daya manusia disebut Manajemen.
Agar manajemen
dapat berdayaguna dan sukses dalam
Mencapai
sasarannya perlu di administrasikan atau dikelola lewat kepemimpinan.
Kegiatan dalam pengorganisasian :
- Pengurusan semua sumber dan tenaga
manusia
- Berlandaskan konsepsi dan tatakerja yang
jelas
- Disertai penentuan fungsi masing-masing
individu berupa tugas,tatakerja,tanggungjawab,antar-komunikasi,supervisi dan
sanksi.
- Integritas dan fungsi-fungsi menjadi
satu unit sistem yaitu bagian yang satu menunjang dan ber-gandengan dengan
bagian lainnya.
Kesimpulan:
Pengorganisasian
menjalin semua relasi diantara semua kegiatan kerja , pemanfaatan tenaga
manusia , dan kesatuan-kesatuan alat-alat serta mesin dalam organisasi formal
dengan tugas dan otoritas sendiri-sendiri.
Organisasi Informal:
- Sistem interrelasi manusiawi berdasarkan rasa-suka dan tidak suka,
dengan iklim psikis yang intim , konteks muka berhadapan muka, serta moral
tinggi.
Ciri-ciri org.informal :
- Terintegrasi dengan baik
- Diluar kelompok primer/informal terdapat kelompok yang lebih besar -à kelompok formal atau
sekunder, kelompok primer menjadi bagiannya.
- Setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan
pribadi atau personal dengan komunikasi yang akrab.
- Terdapat iklim psikis “ suka – tidak suka” atau “ acuh – tidak acuh “
- Sedikit atau banyak ,setiap anggota mempunyai sikap yang pasti
terhadap anggota lainnya dalam
emosi-emosi tertentu.
Sehubungan
dengan unsur emosi-emosi tadi , kelompok primer merupakan instrumen penting
bagi pembetukan : disiplin , moral dan kontrol sosial.
Moral dan kontrol sosial mencanangkan
kode-kode dan norma tingkah laku yang dianggap paling tepat bagi kelompok
primer tersebut,yaitu keluarga.
Emosi
yang kuat dicurahkan oleh seseorang dalam lingkungan kelompok primer tempat dia
menjadi anggota daripadanya misalnya kelompok kawan sebaya,dan kelompok orang
tua atau keluarga.
Implikasi kontrol sosial dan
moralitas dari kelompok primer /informal bagi pribadi pemimpin:
1. Untuk mengubah tingkah laku individu
secara minimal terjadi perubahan pada daerah diluaran dari keluarannya à sebaiknya diusahakan
melalui kelompok primernya ( informal ), dan tidak secara individu.
contoh :
- Kenakalan remaja,tidak dapat
diberantas secara individu.
- Usaha : - Mengubah norma-norma geng/kelompok tersebut.
- Menyadarkan mereka secara kelompok sebagai totalitas
- Terutama menyadarkan tokoh pemimpinnya.
2.Untuk dipahami oleh pemimpin bahwa
emosi dan sentimen dari kelompok primer atau informal benar merupakan kekuatan
jiwa dari kelompok dan menjadi sumber dari kontrol sosial.
- Didalam kelompok primer orang akan
merasa paling aman dan “ diterima “
- Tidak bijaksana apabila pemimpin melenyapkan
atau membubarkan kelompok informal.
- Suksesnya pemimpin tidak hanya
diukur dari keberhasilan dalam menggerakkan individu untuk berbuat saja , yang
utama adalah pada kemampuan menggerakkan kelompok sebagai totalitas.
- Tugas pemimpin adalah
memperhatikan dinamika kelompok yang memiliki emosi, sentiment semangat, jiwa
dan kepribadian yang khas.
- Pemimpin harus dapat membedakan
antara gerombolan liar ( massa ) dgn kelompok primer atau informal dan kelmp
sekunder atau formal
Massa gerombolan liar:
-
Tidak terdapat interelasi pribadi/personal
-
Setiap individu sifatnya anonim , tidak dikenal
-
Tanpa nama dan hilang lenyap dlm arus massa.
- Setiap anggota
massa tersebut tidak dikenal dan tidak
mengenal satu sama lain.
-
Mereka tidak memiliki loyalitas dan tidak terikat oleh kontrol kelompok.
-
Tidak memiliki tujuan sosial , tidak punya suatu fungsi, sehingga tingkah laku
individu tidak bisa dipastikan oleh fungsinya.
-
Mereka tidak dapat dikendalikan oleh kontrol bersama karena tidak ada relasi
personel.
-
Dampaknya bersifat murni, menular, menjalar atau terinfeksi secara emosional.
-
Setiap tindakan dilakukan tanpa sadar, setengah sadar, tidur berjalan.
-
Tidak menempatkan seseorang pada tugas fungsional tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar