Sesat Pikir |
Sesat pikir
adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah
arah, dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah disebabkan oleh
pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Sesat pikir:
1.
Kesesatan formal.
2.
Kesesatan
karena bahasa.
3.
Kesesatan
karena relevansi.
1. Kesesatan
formal terjadi karena tidak mengindahkan kaidah-kaidah logika.
Hukum
pembagian/penggolongan.
2. Kesesatan
karena bahasa:
1. Kesesatan
karena aksen atau tekanan. Dalam bahasa ucapan tiap-tiap kata, kalau ada suku
kata yang diberi tekanan akan merubah arti. Kalau dlm penalaran kurang
perhatian terhadap tekanan ucapan dpt mengakibatkan kesesatan penalaran.
Tiap pagi
pasukan itu mengadakan apel.
Apel itu adalah
buah.
Tiap pagi
pasukan itu mengadakan buah.
2.
Kesesatan
karena term ekuivok.
Kalau dlm suatu
penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah term yang sama, terjadilah
kesesatan penalaran.
Orang miskin itu
nasibnya malang. Malang adalah kota jawa timur. Jadi orang miskin itu nasibnya kota jawa timur.
Abadi adalah sifat
illahi. Endang adalah mahasiswa abadi.
Jadi Endang adalah sifah illahi.
3.
Kesesatan
karena arti kiasan (Metafora).
Kalau dlm suatu
penalaran. Sebuah arti kiasan disamakan dg arti sebenarnya atau sebaliknya, terjadilah
kesesatan penalaran.
Anda itu jauh
dimata dekat dihati.
Jadi saya ini
perut.
4. Kesesatan
karena amfiboli. Amfiboli terjadi
kalau konstruksi sebuah kalimat sedemikian rupa sehingga artinya menjadi
bercabang.
Kursi tinggi
untuk bayi dengan kaki patah. Yang patah kakinya kursi atau bayi?
Dijual segera
murah bisa nego, tanah 200 m di dalamnya ada bangunan mewah, harganya 2 milyar.
Bangunannya termasuk dijual atau tidak?
Kaki, kakak-kakakku,
kaku-kaku. Yang kaku kakiku atau kaki kakakku?
Dua anak lebih
baik.
Mahasiswa Perguruan Tinggi yang terkenal itu mendapat
hadiah nobel.
Yang terkenal
mahasiswanya atau perguruan tingginya.
3. Kesesatan karena Relevansi:
1.
Argumentum
Ad Hominem. Kesesatan ini terjadi kalau kita berusaha agar orang menerima atau
menolak sesuatu usul, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena
alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan
atau yang diusuli.
2. Argumentum
Ad Verecundiam. Kesesatan ini terjadi kalau menerima atau menolak sesuatu tidak
berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena orang yang mengemukakannya
adalah orang yang berwibawa, dapat
dipercaya, seorang ahli.
3. Argumentum
Ad Baculum. Kesesatan ini terjadi kalau
penerimaan atau penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman hukuman.
4.
Argumentum
Ad Misericordiam. Penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan agar
dapat diterima.
5. Argumentum
Ad Populum. Menggugah perasaan massa.
Pembuktian secara logis tidak diutamakan.
6. Kesesatan
Non Causa Pro Causa. Menganggap sesuatu sebagai sebab padahal bukan sebab.
7.
Ignoratio
Elenchi.
8. Argumentum
Ad Ignorantiam. Penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa
negasinya tidak terbuksi salah, atau yang menyimpulkan bahwa suatu kesimpulan
salah karena negasinya tidak terbukti benar.
9.
Kesesatan
Aksidensi.
10. Kesesatan
karena komposisi. Ada predikat indivual. Menyimpulkan predikat itu untuk
keseluruhan.
Penjelasan: sekelompok proposisi yang menerangkan suatu
fakta, dengan keterangan itu dapat disimpulkan secara logis sehingga problematik
atau keraguan yang menyelubungi fakta dapat dihilangkan.
Sifat penjelasan:
ada dua yakni penjelasan ilmiah dan penjelasan tidak ilmiah.
Penjelasan
ilmiah adalah keterangan yang dapat dibuktikan secara logis maupun inderawi.
Penjelasan tidak
ilmiah karena penjelasannya tidak relevan dengan permasalahannya dan atau bila penjelasannya tidak mungkin dibuktikan.
Macam-macam penjelasan:
1.
Penjelasan
berdasarkan bagiannya atau faktornya. Cara menjelaskan dimana kita menganalisis
sesuatu berdasarkan unsur-unsur pokok suatu kenyataan serta hubungan pastinya
antara masing-masing unsur-unsur pokok itu. Contoh: jelaskan apa yang disebut
jam atau arloji itu?
2. Penjelasan
berdasarkan keadaan dan kondisi. Cara menerangkan sesuatu yang lain dengan
keadaan di luar dirinya. Jelaskan bagaimana terjadinya gerhana matahari!
3. Penjelasan
berdasarkan hubungan sebab akibat. Air mendidih karena dibawahnya ada api. Dia
dihukum karena mencuri.
4.
Penjelasan
berdasarkan fungsinya. Misalnya: ketika berobat ke dokter, pasien bertanya
kepada dokter ‘ kenapa saya sakit flu?
Komunikasi
sebagai ilmu
§ Berobyek. Ada
dua obyek komunikasi. Obyek material
adalah masyarakat (manusia) dan media. Obyek formal adalah
bagaimana penyampaian pesan. Termasuk klp ilmu-ilmu sosial.
§ Bermetode.
Sejumlah metode penelitian yang dimiliki komunikasi secara umum menggunakan
metode penelitian ilmu-ilmu sosial.
§ Bersistematik.
Sistem adalah merupakan kesatuan dari beberapa bagian/unsur yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
§ Bersifat
universal. Sifat kebenarannya berlaku umum/universal. Oleh karena itu bisa
‘dibaca’ oleh siapa saja.
Komunikasi
dalam sains:
§ Setiap kegiatan
saintifikal mutlak dikomunikasikan pada publik. Untuk komunikasi ilmiah ini
perlu diikuti prosedur berfikir sbb:
- Axioma.
Pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena telah terlihat kebenarannya.
Segala sesuatu pasti ada yang menyebabkan. Segala yang bernyawa pasti akan
mati.
- Postulat.
Suatu pernyataan yang diterima sebagai benar semata-mata untuk keperluan dapat
berkomunikasi. Misalnya: Kebenaran adalah relatif. Semua fenomena yang obyektif
selalu dapat diketahui (dipelajari)
- Presumsi.
Suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun
tidak konklusif dianggap sebagai benar karena kemungkinan tinggi bahwa
pernyataan itu benar.
- Asumsi.
Suatu pernyataan yang tidak akurat kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak
tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar